• Beranda
  • Penyakit
  • Kenali Beberapa Faktor Yang Dapat Menyebabkan Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

Kenali Beberapa Faktor Yang Dapat Menyebabkan Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

Kenali Beberapa Faktor Yang Dapat Menyebabkan Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

Bagikan :


Gangguan obsesif-kompulsif atau yang secara umum dikenal dengan istilah OCD sebelumnya dianggap sebagai gangguan kecemasan. Namun kondisi ini kemudian direklasifikasikan sebagai kondisi mental yang unik.

OCD adalah penyakit yang dapat menyebabkan seseorang terjebak dalam siklus perilaku dan pikiran yang berulang tanpa akhir. Pikiran-pikiran tesebut seringkali menyusahkan dan mengganggu kehidupan pribadi maupun sosial. Kecemasan tersebut muncul akibat pikiran-pikiran seolah-olah Anda harus menyelesaikan ritual atau rutinitas tertentu untuk mengurangi rasa cemasnya.

Ritual dan rutinitas tersebut kemudian dianggap sebagai perilaku kompulsif yang dilakukan sebagai upaya untuk menyingkirkan obsesi. Upaya ini sifatnya sementara, dan ketika berhasil melakukannya, Anda mungkin akan mengalami kecemasan yang sama saat melakukan hal serupa.

Tidak ada yang tahu bagaimana seseorang bisa mengalami OCD, namun para ahli percaya bahwa ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami OCD. Faktor apa sajakah itu?

Faktor genetik

Dilansir Very Well Health, sekitar 50% dari risiko OCD ditentukan oleh faktor genetik. Apabila ada anggota keluarga yang mengalami OCD, maka risiko Anda mengalami OCD juga semakin meningkat.

Namun, penting untuk diingat bahwa keluarga dan lingkungan dapat membentuk perilaku dengan cara lain selain faktor gen. Misalnya situasi stres di dalam keluarga.

Jenis kelamin

Jenis kelamin meningkatkan risiko seseorang mengalami OCD di berbagai usia. Dikatakan bahwa pria cenderung lebih berisiko mengalami OCD, terutama yang berkembang di masa kanak-kanak.

Stres atau trauma

Stres atau trauma tertentu, baik yang terjadi di sekolah, di rumah, di tempat kerja, atau hubungan dengan lawan jenis meningkatkan risiko OCD atau memperparah gejala yang sudah ada sebelumnya.

Kepribadian

Ciri-ciri kepribadian tertentu, termasuk kesulitan menangani hal yang tidak pasti, perasaan tanggung jawab yang tinggi atau perfeksionisme dapat meningkatkan risiko OCD.

Kekerasan seksual pada masa kanak-kanak

Banyak studi menunjukkan bahwa ketika Anda pernah mengalami pelecehan atau pengalaman traumatis di masa kanak-kanak yang mengintimidasi atau pengabaian parah, akan meningkatkan risiko OCD yang dapat muncul kapan saja.

Gejala neuropsikiatri akut pada masa kanak-kanak (CANS)

Beberapa anak, seperti dilansir Healthline mengalami gejala OCD secara tiba-tiba setelah mengalami infeksi bakteri streptococcus. Sindrom ini dikenal dengan istilah sindrom PANDAS yang merupakan singkatan dari pediatric autoimmune neuropsychiatric disorders associated with streptococcus.

Namun menurut penelitian, infeksi atau penyakit lain juga dapat menyebabkan gejala OCD.

Cedera otak

Menurut penelitian yang dilakukan tahun 2021, seperti dilansir Healthline, gejala OCD mungkin muncul pertama kali setelah seseorang mengalami cedera kepala yang memengaruhi otak.

OCD adalah kondisi yang tidak dapat disembuhkan. Apabila dibiarkan berkembang maka akan mengganggu kesehatan fisik maupun mental, mengganggu hubungan sosial baik dengan keluarga maupun teman. Gejala OCD yang dibiarkan tanpa perawatan dapat berkembang pada kualitas hidup yang buruk serta perilaku dan pikiran ingin mengakhiri hidup. Apabila Anda merasakan adanya gejala-gejala OCD, maka sebaiknya cari bantuan dengan mengunjungi psikiater agar gejalanya tidak semakin memburuk.

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 12:34